Sabtu, 06 Desember 2008

Belphegor, si setan dari Austria

Latar Belakang
Dikenal juga sebagai Betrayer
Asal: Salzburg, Austria
Genre: Death metal, black metal
Tahun aktif: 1991-sekarang
Label: Napalm, Nuclear Blast

Anggota
Helmuth - vokal (sejak 1993), gitar (sejak 1991)
Morluch - gitar (sejak 2008)
Serpenth - bass, live backing vocal (sejak 2006)

Anggota lainnya
Chris - drum (1991-1992 atau 1993)
Maxx - vokal, bass (1991-1992 atau 1993)
A-X - bass (session, antara 1993 dan 1996)
Man - drum (session, 1997, 2000)
Marius "Reverend Mausna" Klausner - bass (1996-2002)
Torturer - drum (2002-2005)
Barth - bass (2002-2006)
Robin Eaglestone - bass (session, 2006)
Nefastus - drum (2005-2006)
Sigurd - gitar (1991-2007)

Additional player
Studio
Nefastus - drum (2009)
Torturer - drum (2007)

Live
Marthyn (Martin Jovanovic) - drum (sejak 2009)
Robert Kovacic - drum (2007-2009)
Blastphemer (Jan Benkwitz) - drum (sejak 2006)
Torturer - drum (sejak 2007)
Tony Laureano - drum (2007)
Lille Gruber - drum (2007)
Anthony Paulini - gitar (2008-2010)

Belphegor adalah salah satu band black/death metal Austria yang berasal dari Salzburg, aslinya dibentuk pada tahun 1991 dengan nama Betrayer sebelum merubah namanya pada tahun 1993. Mereka menamai band mereka dengan nama setan, Belphegor.

Sejarah
Belphegor dibentuk dengan nama Betrayer pada tahun 1991 oleh vokalis dan bassis Maxx, gitaris Helmuth dan Sigurd, dan drummer Chris. Mereka merilis demo pertama mereka ‘Kruzifixion’ pada April 1991, dan ‘Unborn Blood’ kemudian. Setelah memakai nama Belphegor pada tahun 1993, mereka merilis demo lainnya, ‘Bloodbath in Paradise’ dalam format Maxi-CD. Setelah merilis demo tersebut, Maxx keluar, dan Helmuth merangkap menjadi vokalis dan gitaris sejak saat itu. Antara tahun 1993 dan 1996 A-X mengisi bass, dan setelah itu Mario "Marius" Klausner bergabung sebagai anggota penuh mengisi posisi bassis.

Belphegor segera dikontrak oleh Perverted Taste Records, label yang merilis demo ‘Obscure and Deep’ pada tahun 1994. Dalam demo ini juga terdapat lagu cover Black Sabbath ‘Sabbath Bloody Sabbath’. Album pertama mereka, The Last Supper, dirilis oleh Lethal Records pada Januari 1995. Pada waktu ini pula logo band didesain ulang dengan menyertakan dua salib terbalik yang dikelilingi oleh darah.

Album kedua ‘Blutsabbath’ dirilis pada Oktober 1997, dibantu oleh Man (dari Mastic Scum) pada drum. Diikuti dengan tur di Eropa pada bulan April dan Mei 1998 bersama Behemoth dan Ancient. Debut album ‘The Last Supper’ dirilis ulang pada tahun 1999 dan dibalut dengan cover baru dan diisi juga dengan 6 lagu tambahan dari EP ‘Obscure and Deep’.

Tahun berikutnya, album ketiga ‘Necrodaemon Terrorsathan’ dirilis oleh Last Episode (sekarang dikenal sebagai Black Attakk), di mana Man kembali mengisi drum. Belphegor kemudian meninggalkan Last Episode dan menuduh mereka sebagai "label sobekan". Pada Januari 2001, Belphegor menjadi bintang tamu di beberapa show di pentas ‘Fuck The Commerce IV’, ‘With Full Force VIII’ dan ‘Hell On Earth’ di Jerman dengan dukungan dari Dunkelgrafen dan Dawn of Dreams. Pada tahun 2002, Belphegor bermain di Summerbreeze, Brutal Assault dan Morbide Festspiele untuk beberapa pertunjukan di Jerman pada bulan Desember. Pada saat inilah Belphegor merekrut drummer Torturer (Mor Dagor) dan bassis Barth. Setelah merilis album live ‘Infernal Live Orgasm’ dengan label sendiri Phallelujah Productions, mereka dikontrak oleh Napalm Records.

Setelah dikontrak Napalm Records, formasi vokalis dan gitaris Helmuth, gitaris Sigurd, bassis Barth dan drummer Torturer merekam album keempat ‘Lucifer Incestus’, diproduseri oleh Alex Krull dari Atrocity. Album ini dirilis pada Desember 2003, dan diikuti tur di seluruh Eropa.

Belphegor masuk ke Mastersound Studio di Fellbach selama September 2004 untuk merekam album kelima ‘Goatreich-Fleshcult’, lagi-lagi dengan produser Alex Krull. Kemudian Belphegor mengikuti mini-tour pada bulan Nopember bersama Disastrous Murmur, dan bermain di X-Mass Festival di samping Napalm Death, Marduk, Finntroll dan Vader. Pada Februari 2005, Goatreich-Fleshcult dirilis dalam berbagai format, termasuk vinyl edition yang terbatas sebanyak 1.000 kopi. Lagu instrumental ‘Heresy of Fire’ ditambahkan dalam format digipack sebagai bonus. Pada bulan yang sama, drummer Torturer keluar dan diganti oleh Nefastus (Tomas Janiszewski). Pada bulan April, Belphegor menggelar 80 hari Goatreich-Fleshcult Europe Tour Pt. I dengan dukungan dari Arkhon Infaustus, Asmodeus dan In Aeternum. Kemudian mereka mengakhiri kontrak dengan Napalm Records, dengan alasan label tersebut tidak mendukung mereka secara penuh, dan mereka “dicekoki dengan peralatan yang tidak mendukung.”

Belphegor menandatangani kontrak dengan Nuclear Blast pada tahun 2005, dan memulai perekaman album ‘Pestapokalypse VI’ dengan produser Andy Classen (yang juga memproduksi debut album ‘The Last Supper’) di Stage One Studios pada bulan Nopember.

Setelah memainkan bass pada 6 dari 9 lagu di album tersebut, bassis Barth terpaksa keluar dari band dan mengakhiri karirnya setelah mengalami cedera tangan yang membuatnya tak bisa bermain lagi. Hal ini membuat Belphegor mengundurkan diri dari tur bersama Hate Eternal pada April 2006, dan Helmuth terpaksa mengisi kekosongan bass dalam album tersebut, saat Robin Eaglestone (eks Cradle of Filth, Imperial Black) kemudian direkrut sebagai session bassis untuk penampilan live antara bulan April dan Oktober. Barth kemudian digantikan oleh Serpenth, yang bergabung pada bulan Oktober.

‘Pestapokalypse VI’ dirilis pada Oktober 2006, dan drummer Nefastus keluar setelah itu. Dan Belphegor banyak merekrut session drummer termasuk Lille Grubber, Blastphemer (Jan Benkwitz) dan drummer lawas Belphegor, Torturer. Pada bulan yang sama Nuclear Blast mengeluarkan ‘Pestapokalypse VI’ dalam edisi spesial, terbatas hanya 500 kopi dalam format CD dalam digipack. Versi vinyl dari album ini juga terbatas sebanyak 500 kopi. Pestapokalypse VI kemudian dipromosikan dalam video dengan lagu ‘Bluhtsturm Erotika’ dan ‘Belphegor-Hell's Ambassador’ yang disutradarai oleh Florian Werner.

Belphegor juga akan tampil pada X-Mass Festival bulan Desember 2006, namun festival dibatalkan. Kemudian Belphegor bersama band-band lain mendukung Danzig dalam tur Blackest of the Black di Amerika Utara pada Desember 2006-Januari 2007, dan mereka tur kembali di Amerika Utara pada Februari-Maret 2007 dengan Unleashed, Krisiun, dan Hatesphere. Lalu dengan dukungan Kataklysm dan Unleashed dan juga Arkhon Infaustus, Belphegor menjadi band tamu dalam Midvinterblot European Tour Part II pada bulan Mei 2007. Mereka juga tampil di festival Wacken Open Air pada bulan Agustus. Kemudian pada bulan September, Belphegor menjadi band tamu kedua di samping Gorgoroth dalam seluruh tur di Amerika Selatan.

Pada bulan Januari 2008, Sigurd menjalani perawatan mata, dan tidak diketahui apakah ia akan terus bersama band. Namun, beberapa bulan kemudian Helmuth mengatakan bahwa Sigurd keluar sejak tur Eropa di akhir tahun 2007. Selanjutnya untuk tur mereka di Amerika Utara, pada bulan Februari 2008 Sigurd digantikan oleh Anthony Paulini, dan selanjutnya diganti oleh Morluch sebagai anggota tetap.

Pada bulan April 2008, ‘Bondage Goat Zombie’ dirilis dengan Helmuth pada vokal serta lead dan rhythm gitar, Serpenth pada bass dan Torturer pada drum. Selain dalam format CD, album ini juga dirilis dalam berbagai format termasuk limited edition digipack lengkap dengan DVD video klip, behind the scenes, dokumenter rekaman di studio, seksi live, dan pilihan terbatas Stahl lengkap dengan versi vinyl merah yang terbatas sebanyak 1.000 kopi. Diikuti dengan penampilan dalam festival Hellfest Summer Open Air di Prancis pada bulan Juni 2008, dan mendukung Nile dan Grave on the Ithyphallic dalam tur Eropa pada bulan September 2008. Pada bulan Oktober 2008, Belphegor kembali tur di Amerika Utara bersama Amon Amarth.

Diskografi
Album studio
The Last Supper (1995)
Blutsabbath (1997)
Necrodaemon Terrorsathan (2000)
Lucifer Incestus (2003)
Goatreich - Fleshcult (2005)
Pestapokalypse VI (2006)
Bondage Goat Zombie (2008)

Demo/EP
Kruzifixion (Betrayer) (1991)
Unborn Blood (Betrayer) (1991–1992)
Bloodbath in Paradise (1992)
Obscure dan Deep (1994)

Live album
Infernal Live Orgasm (2002)

Video
Vomit Upon the Cross (2001)
Lucifer Incestus (2004)
Bleeding Salvation (2005)
Belphegor - Hell's Ambassador (2006)
Bluhtsturm Erotika (2006)
Bondage Goat Zombie (2008)

Jumat, 03 Oktober 2008

Agathodaimon

Asal: Jerman
Genre: Black metal, gothic metal
Tahun aktif: 1995 – sekarang
Label: Nuclear Blast
Situs:

Agathodaimon is a black metal band from Mainz, Germany.

BIOGRAFI
The band began in September 1995[4], when guitarist Sathonys and drummer Matthias got together to assemble a dominant death metal band with harmonic arrangements (melodic death metal). They put adverts in several music magazines in the hopes that they would find suitable musicians to play with them. In answer to the advertisement, they were joined by bassist Marko Thomas and keyboardist and vocalist Vlad Dracul. The last member of their initial formation was the second guitarist, Hyperion, who joined them by the end of that year. With this formation the band recorded the Carpe Noctem demo tape, which received fair reviews from the German specialized press. It also attracted the attention of one of Century Media's executivies, who began keeping track of the band. Agathodaimon then proceeded to play minor gigs and support some European bands. Eventually, they received an offer from Century Media to fund the recording of their second demo. This demo was recorded in early 1997 and was named Near Dark. It attracted the interest of quite a few recording labels, and in the end the band opted to sign with Nuclear Blast.[5] After successfully composing the songs for their debut album Blacken the Angel, one of the members of Agathodaimon, Vlad, was forced to quit the band due to problems with immigration. After returning to his native Romania, he was denied re-entry in Germany.[5] The situation involved the fact that he had left the country during Ceauşescu's regime. The band therefore was forced to make use of guest musicians to record their debut. Akaias (from Asaru) did the vocals and Marcel "Vampallens" (from Nocte Obducta) took the role of the keyboards. Vlad's participation on the album was restricted to the solo song "Contemplation Song", which was sent to the band via air mail. The CD caused some impact, and Agathodaimon proceeded to tour with bands such as Children of Bodom and Hypocrisy. At the height of the album's success they opened gigs for Dimmu Borgir, Lacrimosa and other bands. In 1999, Vampallens decided to quit the band in order to dedicate himself fully to his main project Nocte Obducta. He was replaced by female keyboardist Christine S. To record their second album - Higher Art of Rebellion - the band travelled to Romania, in order to be able to play together with Vlad. The vocalist Akaias also participated in the recording of this album,[5] as well as singer Dan Byron performing clean vocals. Recordings took place at Magic Sound in Bucharest. A European tour as headliner with Graveworm and Siebenbürgen followed. After a short hiatus, the band recorded the album Chapter III in 2001 at the Kohlekeller Studio, Germany. Some changes to the band's structure followed, with Vlad definitely quitting the band, soon followed by Marko and Christine. Marko did leave because of health problems and quit making music, while Christine formed her own band Demonic Symphony, where she handles bass guitar and vocals. Marko and Christine were replaced by Darin Smith and Felix Ü. Walzer. In 2004 the band released the album Serpent's Embrace, which again was recorded at Kohlekeller Studio with Kristian Kohlmannslehner as producer. In early 2006 personal differences led to the split of Eddy and the rest of the band. A new bass player named Till (formerly active in Misanthropic, where Matthias also played drums for a while) joined the ranks, and the song writing for the next album is currently taking place. Release is scheduled for March 2009. Singer, Guitarist Frank "Akaias" Nordmann left in January 2007 to carry on with other musical interests.

Matthias and Jonas left the band in 2008, with Manuel Steitz taking over on drums, and in October 2008, the band announced that they had recruited a new singer, Ashtrael.

Line-up
Sathonys - Guitar, clean vocals
Jan Jansohn - guitars
Felix Ü. Walzer - Keyboards
Manuel Steitz - drums
Ashtrael - vocals

Former members
Vlad Dracul - Vocals, keyboards
Marcel "Vampallens" - Keyboards
Christine S. - Keyboards
Marko Thomas - Bass
Darin "Eddie" Smith - Bass
Hyperion - Guitar
Frank Nordmann (Akaias) - Vocals, guitars (1998-2007)
Byron - clean vocals (on Higher Art of Rebellion)
Matthias R. - Drums
Jonas Iscariot - vocals

Discography
Carpe Noctem - Demo I (1996)
Near Dark - Demo II (1997)
Tomb Sculptures (1997)
Blacken the Angel (1998)
Higher Art of Rebellion (1999)
Chapter III (2001)
Serpent's Embrace (2004)
Phoenix (2009)

Selasa, 02 September 2008

Carach Angren

LATAR BELAKANG
Asal: Landgraaf, Limberg
Genre: Theatrical Black Metal, Symphonic Black Metal
Tahun aktif: 2003 - sekarang
Label: Maddening Media
Band terkait: Vaultage
Situs:

Anggota
Seregor – Vocals dan Guitar
Ardek – Keys dan Arrangements
Namtar - Drums dan Percussion
Trystys - Live guitars

Carach Angren adalah band symphonic black metal dari Belanda, dibentuk oleh dua anggota band Vaultage. Karakter musik mereka mengemukakan penggunaan dari aransemen orkestra. Dua albumnya merupakan album konsep dengan lirik bertema tentang kisah hantu terkenal, seperti Flying Dutchman. Nama ‘Carach Angren’ sendiri berarti ‘cakar besi’ dalam bahasa Sindarian, dan merupakan nama benteng di tenggara Mordor dalam buku The Lord of the Rings, karya J. R. R. Tolkien.

Carach Angren dibentuk pada tahun 2003 di kota Landgraaf, setelah dua personel Vaultage memulai proyek sampingan, untuk mencurahkan kecintaan mereka pada legenda dan genre black metal. Nampaknya ini berjalan bagus, jadi Vaultage dibubarkan dan Carach Angren "siap menjadi langkah ke depan".

EP mereka yang pertama adalah The Chase Vault Tragedy, yang mana, seperti semua album rilisan mereka, merupakan album konsep. Berikutnya, mereka merilis EP kedua, Ethereal Veiled Existance, yang menjadi perhatian utama Maddening Media, yang memutuskan untuk mengontrak mereka pada tahun 2007. Selanjutnya, barulah Carach Angren merekam full-album pertama mereka, Lammendam.

DISKOGRAFI
Lammendam (2008)

EP
Ethereal Veiled Existance (2005)

Demo
The Chase Vault Tragedy (2004)

Senin, 25 Agustus 2008

Jurus gitar agar tak gentar 2

Seni mempercantik not
Banyak gitaris yang terlihat menawan saat memainkan gitarnya, meskipun sebenarnya ia cuma memainkan not atau melodi yang sederhana. Kenapa bisa begitu? Ya, karena mereka bisa menerapkan seni memoles not. Artinya, sebuah rangkaian not yang sederhana bisa terdengar menawan ketika kamu memainkannya dengan teknik yang beragam. Bisa dengan slide, hammer-on, pull off, bending atau trill yang terdengar halus dan terasa tak mengganggu saat mengiringi alunan suara vokalis. Untuk bisa seperti itu, memang tak butuh waktu sedikit.

Biasakan merekam latihan
Seorang atlit yang serius biasanya menonton ulang rekaman penampilannya. Seorang politikus selalu menganalisa kembali isi pidatonya. Begitu juga dengan gitaris. Selalu ada analisa dari perkembangan permainannya. Tujuannya, tentu saja untuk mendapatkan pengembangan, lebih dari sebelumnya. Jangan cuma merekam saat kamu tampil di panggung, tapi juga saat kamu sedang berlatih sendiri. Biasanya dari situ, kamu bisa mendapat banyak masukan ide yang baru.

Akrabi musik etnik
Bosan dengan scale yang ada di buku pelajaran gitar? Coba sekali-kali luangkan waktu kamu mendengarkan musik-musik etnik atau tradisional. Biasanya, musik jenis ini kaya akan ornamen serta pergerakan nada yang aneh sekaligus unik. Nah, dengan sedikit menyelaminya, kamu akan mendapatkan banyak masukan secara musikal.

Sekali-kali jauhi gitar
Maksudnya, jika kamu mulai merasa jenuh, jangan ragu-ragu untuk menanggalkan gitarmu. Berarti kamu butuh hawa segar dan ide-ide baru. Cobalah pindah ke instrumen lainnya, seperti piano, bas, terompet atau drum. Dengan memainkan instrumen lain, bisa jadi pikiran kamu akan menjadi lebih terbuka akan konsep-konsep baru.

Bermain-main dengan tuning
Menggunakan penyeteman (tuning) alternatif bisa menjadi salah satu trik yang menarik buat gitaris. Cobalah beberapa tuning berikut ini. Turunkan (drop) senar E rendah satu langkah ke D. Ini namanya Drop D yang sangat bagus untuk menonjolkan aksen power chord yang kuat. Sementara senar lainnya, yakni 1-5 tetap normal. Atau coba tuning open G (rendah ke tinggi: D-G-D-G-B-D) dengan cara menurunkan steman senar 1,5 dan 6 masing-masing selangkah. Keith Richards (gitaris The Rolling Stones) biasa menggunakan tuning ini. Bagaimana? Kamu juga bisa mencoba tuning lainnya seperti D-A-D-G-A-D atau open C (rendah ke tinggi: C-G-C-G-C-E)

Bending "2 in 1"
Supaya permainan solo kamu bisa terdengar lebih tebal, kamu bisa menerapkan teknik bending unison. Di mana misalnya senar rendah dibengkokkan (bending) untuk mengejar nada (pitch) dari senar tinggi yang dimainkan secara bersamaan.

Kurang disiplin berlatih? Mengajarlah!
Jika kamu termasuk gitaris yang kurang disiplin dalam berlatih, kamu bisa mencoba cara lain untuk mengasah kemampuan kamu. Misalnya dengan mengajar gitar. Dengan begitu, mau tak mau kamu harus selalu tetap berlatih dan menambah wawasan untuk keperluan mengajar. Apalagi jika murid kamu berasal dari level yang berbeda-beda, berarti membutuhkan penanganan yang berbeda-beda pula.

Jumat, 11 Juli 2008

Mastodon, Led Zeppelin versi prog-thrash

Band metal tidak selalu merasa menemukan ‘rumah’nya di komunitas underground. Contohnya, Mastodon. Lewat album ketiganya yang berjudul ‘Blood Mountain’, band progresif metal asal Atlanta, AS ini justru merasa sangat senang bisa dikontrak oleh label rekaman besar seperti Warner Bros.. Tanpa ragu, Bill Kelliher (gitar), Brann Dailor (drum), Troy Sanders (bas/vokal) dan Brent Hinds (gitar/vokal) langsung meninggalkan Relapse Records, label indie yang sebelumnya memayungi mereka dan merilis mini album ’Lifesblood’ (2001), ‘Remission’ (2002) dan ’Leviathan’ (2004) yang sempat didaulat sebagai album terbaik tahun 2004 oleh tiga majalah rock bergengsi, Revolver, Kerrang! dan Terrorizer.

Alasan pindah ke label besar sangat simpel. Mastodon butuh pengembangan. “Umur saya sekarang 35 tahun, saya punya istri dan anak. Tentu saja saya nggak bisa melenggang seenaknya ke sana-kemari. Relapse adalah label bagus, tapi kami tak bisa berkembang. Meskipun sekarang sudah jamannya internet, kami tetap harus punya album di toko-toko CD, dan Warner bisa menempatkan CD kami di lokasi di mana Relapse tak mampu melakukannya,” tandas Bill Kelliher kepada majalah Guitar World blak-blakan. Apalagi, Brent Hinds menambahkan, pihak Warner sama sekali tidak membatasi kreatifitas para personel Mastodon. “Kami bilang, kami bukan band radio. Dan ternyata Warner sangat mengerti: ‘Kalian lakukan saja apa yang ingin kalian lakukan, biarkan kami yang memikirkan bagaimana menjualnya.’. F**k yeah!”

MENGHINA DREAM THEATER
Seperti kebanyakan band yang mengonsep musiknya ke arah progresif, Mastodon juga menyebut Pink Floyd dan Rush sebagai panutan utama. Terutama saat menggarap ‘Leviathan’ dan ‘Blood Mountain’. Namun dengan tambahan unsur trash metal, mereka pun lebih setuju jika disebut sebagai band pengusung warna prog-trash. Tapi satu hal yang ditekankan sekali oleh Brent, Mastodon sama sekali tak mau disandingkan dengan Dream Theater. Seperti komentarnya yang termuat di Guitar World berikut ini; “Mereka semua berpakaian seperti kaum homo. Vokalisnya terutama: cara bernyanyinya seperti penyanyi opera, rambutnya, pakaiannya, musiknya... mereka benar-benar homo!”

Di ‘Blood Mountain’, Brent juga mengakui banyak terpengaruh pola musik Led Zeppelin dan The Edge (U2) pada permainan gitarnya. Seperti di lagu ‘Sleeping Giant’ dan ’Pendulous Skin’ yang masing-masing mengingatkan orang pada lagu ‘No Quarter’ dan ‘Heartbreaker’-nya Led Zeppelin.

“Led Zeppelin benar-benar penting. Saya benar-benar bisa merasakan pengaruhnya datang di seluruh lagu, bukan cuma pada intronya,” ungkapnya terus terang. Sementara di intro lagu ‘Sleeping Giant’, Brent menghadirkan sedikit kocokan riff ber-echo yang katanya ia tiru sedikit dari teknik yang dimainkan The Edge di lagu ‘New Year’s Day’.

Di Mastodon, Brent kelihatannya sangat memegang peranan penting di departemen gitar. Terutama untuk permainan dan penempatan solo. Bahkan menurut Bill, jika tak dicegah, solo gitar Brent bisa tersebar di mana-mana. Karena Bill sendiri mengakui Brent punya kemampuan lebih untuk itu. Sementara ia sendiri lebih senang sebagai gitaris ritem dan hanya mengambil alih sedikit porsi solo ketika Brent sibuk menyanyi di panggung. “Saya mulai belajar gitar ketika berumur 15 tahun dan mulai memainkan lagu-lagu milik Van Halen, Scorpions, Led Zeppelin.... Tapi saya nggak bisa memainkan semua solo-nya yang gila-gila, jadi saya coba, bagian ritemnya saja,” ucap pengagum Weezer, Franz Ferdinand, Led Zeppelin, Clutch, Burning Bride dan The Ramones ini terus terang.

Permainan gitar terbaik Brent antara lain diunjukkan di lagu ‘Capillarian Crest’, ‘Siberian Divide’ dan ‘Bladecatcher’. Di situ, gitaris pengagum Jimi Hendrix, Jimmy Page, Frank Zappa dan The Melvins tersebut memamerkan teknik chicken picking, di mana ia menggabungkan penggunaan pick dengan petikan jari. “Saya berasal dari Alabama, jadi instrumen yang pertama kali saya pelajari adalah banjo. Dari situlah lick fingerpicking saya. Teknik ini sangat sulit, kamu memang harus terlahir dengan itu,” jelasnya.

Untuk mendapatkan sound yang diinginkannya di album ini, Brent antara lain menggunakan kombinasi gitar Gibson Custom Flying V, Ibanez Tube Screamer yang dicolokkan ke head (ampli) Marshall 1978 JMP Mark II Lead Series 100-watt plus kabinet Marshall 4x12/speaker Celestion 75-watt. Selain itu, juga ada ‘senjata rahasia’ berupa pedal distorsi bernama Mastortion buatan temannya, John Spears. Menurut Brent, sebelum merekam permainannya menggunakan Mastortion, ia harus menyalin dulu setup volumenya. Karena tenaganya sangat besar. “Bergeser sedikit volumenya, (suaranya) bisa menghancurkan head ampli saya,” koar Brent sedikit berpromosi.

SEJARAH
Mastodon dibentuk tahun 1999 oleh Brann Dailor dan Bill Kelliher yang sebelumnya pernah mengibarkan band bernama Lethargy dan Today is the Day. Di Atlanta, keduanya lantas bertemu dengan Troy Sanders (dari band Four Hour Fogger dan Social Infestation) serta Brent Hinds, juga dari Four Hour Fogger serta band Fiend Without A Face.

Setahun kemudian, kuartet ini mulai membuat rekaman demo yang dikenal dengan judul ‘9 Song Demo’. Demo yang menampilkan vokal dari Eric Saner (vokalis pertama Mastodon) tersebut direkam di kepingan CD-R ini cukup laris manis saat dijual di tempat-tempat konser mereka. Demo ini pula yang lantas di-mastering ulang oleh Relapse Records dan dirilis dengan judul ‘Call of the Mastodon’, awal 2006.

Karena adanya pertentangan dengan personel lainnya, Eric Saner lantas mengundurkan diri sebelum Mastodon mengikat kontrak dengan Relapse Records pada tahun 2001. Tahun itu juga, Mastodon merilis album rekaman pertamanya bertajuk ‘Lifesblood’. Setelah album ‘Remission’, video klip Mastodon yang berjudul ‘March of the Fire Ants’ ditayangkan MTV2. Mereka juga lantas diundang untuk mendukung album kompilasi ‘Headbanger’s Ball’.

‘Blood and Thunder’, salah satu single dari album sukses mereka, ‘Leviathan’ menjadi populer dan masuk di beberapa soundtrack game balap. Tahun 2005, lagu tersebut juga menghiasi album soundtrack ‘Need for Speed: Most Wanted’ serta ‘Project Gotham Racing 3’.

Sebelum pindah ke Warner, dua rilisan penting Mastodon ditelurkan oleh Relapse Records. Masing-masing adalah ‘The Call of the Mastodon’ serta DVD ‘The Workhorse Chronicles’ yang memuat wawancara serta beberapa rekaman konser Mastodon dari era awal karir mereka.

DISKOGRAFI
Mastodon Demo (2000)
Slig Leg (EP, 2001)
Lifesblood (EP, 2001)
March of the Fire Ants (EP, 2002)
Remission (2002)
Emerald (Split 7”, 2003)
Blood and Thunder (Single, 2004)
Leviathan (2004)
Call of the Mastodon (2006)
Crystal Skull (7”, 2006)
Blood Mountain (2006)

Senin, 16 Juni 2008

Ancaman 10 Band Metal Ekstrim

Band-band beraliran metal seperti Korn, Slipknot, Deftones, Disturbed, Drowning Pool, Godsmack hingga System of A Down boleh mendominasi pemberitaan di media dan mencetak angka fantastis dalam penjualan album. Namun, di bawah bayang-bayang ketenaran mereka, ada beberapa band yang pelan tapi pasti mengancam posisi tersebut.

Kendati kebanyakan di antara mereka besar di kubangan underground, namun musik usungan ‘serdadu metal’ ini dianggap jauh lebih jujur dan ekspresif. Mereka benar-benar menggiring musik metal ke arah yang lebih ekstrim. Mengusung pengaruh Iron Maiden, Slayer, Testament, Metallica dan Sepultura ke tingkatan yang lebih menantang. Lebih gagah, skillful dan bertenaga. Tidak cuma mengandalkan riff-riff berat yang cepat, tapi juga sesekali selipan solo yang akrobatik ala gitaris shredder. Siapa saja mereka? Nih, deretan jagoannya!

LAMB OF GOD
Band yang tadinya bernama Burn the Priest ini berhasil memaksa para metal mania untuk menengok sepak terjang mereka ketika merilis album ‘As The Palaces Burn’. Karena, album yang diproduksi oleh Prosthetic Records (2003) ini mendapat banyak acungan jempol dari beberapa media tenar seperti Rolling Stone dan Entertainment Weekly. Di majalah musik Revolver dan Metal Hammer, ‘As The Palaces Burn’ malah didaulat sebagai album terbaik tahun itu. Berkat album ini pula Lamb of God bisa merasakan lantai panggung MTV’s Headbanger’s Ball Tour pada tahun itu juga. Sementara hasil dari album ‘Ashes of the Wake’ (Epic) yang dirilis sesudahnya berhasil membawa Lamb of God tampil di ajang bergengsi, Ozzfest 2004.

Perjalanan Lamb of God dimulai oleh sekelompok musisi muda yang kuliah di Virginia Commonwealth University. Mereka adalah Mark Morton (gitar), Chris Adler (dram) dan John Campbell (bas). Di tengah jalan, Mark sempat cabut dan digantikan oleh gitaris Abe Spear. Kemudian masuk pula vokalis Randy Blythe. Namun, sekitar setahun sebelum merilis album pertamanya, Mark masuk lagi. Abe ternyata tak bertahan lama. Posisinya lantas digantikan Willie Adler, saudara laki-laki Chris. Formasi inilah yang lantas mendukung penggarapan album debut ‘New American Gospel’ (2000), kerjasama pertama dengan Prosthetic Records.

Menurut Mark, olahan musik yang dibawakan Lamb of God bukan standar yang dipakai band metal pada umumnya. Karena band yang baru saja merilis album ‘Burn the Priest’ (Epic) ini tidak ingin terbatasi oleh genre. “Kami akan selalu menjadi band trash metal, tapi saya lebih tertarik mengeksplorasi apa yang bisa kami kembangkan dari batasan-batasan genre musik yang ada,” cetusnya meyakinkan.

MASTODON
Mastodon mulai menggeliat dari kawasan Atlanta, AS sejak awal tahun 2000. Band yang mengusung peleburan grind, hardcore dan titik terpanas pada genre metal ini digerakkan oleh vokalis sekaligus basis Troy Sanders, gitaris Brent Hinds serta dua musisi mantan personel kelompok musik Today Is the Day, gitaris Bill Kelliher dan dramer Brann Dailor.

Adalah label rekaman Relapse yang pertama kali menangkap denyut musik yang menjanjikan pada Mastodon. Pada tahun 2002, Mastodon merilis album mini bertajuk ‘Lifeseblood’. Setahun kemudian, album full pertama mereka yang berjudul ‘Remission’ lahir. Album inilah yang membawa mereka pada kesibukan tur panjang sebelum kembali ke studio dan menggarap ‘Leviathan’ (2004).

Menurut gitaris Bill Kelliher tentang konsep musik Mastodon, bahwa sebenarnya apa yang mereka mainkan tak lebih dari suguhan musik old school metal. “Tapi kami terjebak di dunia nu-metal,” tandasnya.

SHADOWS FALL
Shadows Fall termasuk band metal yang paling sering mendapat ulasan di berbagai media musik. Kualitas musik usungan mereka, terutama ketika merilis album ‘The Art of Balance’ (2002) menjadi bahan perbincangan di mana-mana. Sarat beat progresif yang dibumbui permainan instrumen yang mengandalkan penguasaan teknik tinggi. Dan ketika mereka muncul lagi lewat album ‘The War Within’ (2004), pujian pun mengalir deras. Shadows Fall dianggap sebagai pembawa wabah baru bernama ‘New Wave of American Heavy Metal’. Bahkan kedua gitarisnya, Jon Donais dan Matt Bachand disebut-sebut sebagai gitaris metal masa depan yang mampu membawa pengaruh Metallica, Slayer dan Iron Maiden ke level yang jauh lebih modern.

Dari Massachusetts, AS pada tahun 1996, Jon dan Matt mulai mengibarkan nama Shadows Fall. Keduanya lantas merekrut Phil Lebonte (vokal), Paul Romanko (bas) dan David Germain (dram) untuk memperkuat formasi. Sebelum merilis album pertamanya, ‘Somber Eyes to the Sky’ (1997), Shadows Fall sempat menjadi band pembuka konser Fear Factory dan Cannibal Corpse di Inggris.

Perubahan formasi terjadi setahun kemudian. Posisi vokalis Phil digantikan oleh Brian Fair, yang dianggap lebih memiliki kedinamisan dalam berolah vokal. Pada tahun 1999, band ini menandatangani kontrak rekaman dengan Century Media yang lantas menghasilkan album ‘Of One Blood’. Tapi nama Shadows Fall baru benar-benar berkibar kencang ketika merilis ‘The Art of Balance’ yang dibarengi penampilan di panggung Ozzfest (2003). Berkat album yang menghadirkan dramer baru, Jason Bittner ini pula, Shadows Fall mendapat kesempatan emas untuk menjadi band pembuka konser Slayer dan Pantera di Jepang. Reputasi yang sama, kembali mereka kantongi saat merilis ‘The War Within’ (2004) di bawah bendera Century Media.

GOD FORBID
Jika Shadows Fall didaulat sebagai pembawa gelombang baru heavy metal Amerika, God Forbid juga rupanya mencetak reputasi yang kurang lebih sama. Julukan untuk band besutan Byron Davis (vokal), Dallas Coyle (gitar), Doc Coyle (gitar), John Outcalt (bas) dan Corey Pierce (dram) ini adalah ‘New Wave of Swedish Death Metal’.

Tapi jangan salah, God Forbid sama sekali tidak berasal dari Swedia. Mereka besar di New Jersey, AS dan cuma mengembangkan pengaruh death metal dari negara tersebut yang kemudian mereka aduk dengan pengaruh metal ala Hatebreed, Pantera dan Sepultura. Mereka berhasil mengukir namanya sebagai salah satu band metal yang patut diwaspadai setelah menggebrak lewat serangkaian konser bersama Nile, Cradle of Filth, Sevendust, Soul Brains dan Shadows Fall.

Tahun 1998, merupakan awal God Forbid memasuki dunia rekaman. Mereka merilis album mini berjudul ‘Out of Misery’. Album penuh pertama mereka baru muncul sekitar dua tahun kemudian, yakni ‘Reject the Sickness’ yang dirilis oleh 9 Volt Records. Karena mendapat sambutan yang cukup meriah, Century Media Records pun langsung menyambar God Forbid untuk kontrak rekaman. Dari kerjasama keduanya, lahirlah album ‘Determination’ (2001) dan ‘Gone Forever’ (2004) yang beredar secara internasional.

IN FLAMES
Di Swedia, In Flames adalah band metal nomor satu. Mereka mengandalkan leburan pengaruh Iron Maiden dan Black Sabbath ke dalam adonan musik metal modern yang sangat agresif. Kualitas terbaik mereka terlihat ketika merilis album ‘Soundtrack To Your Escape’ (2004) yang berhasil merajai semua chart lagu dan album metal di seluruh radio seputar Belanda, Jerman, Italia dan Swedia tentunya.

Sementara salah satu single dari karya masterpiece tersebut, yakni ‘The Quiet Place’ mampu menerobos hingga peringkat kedua di tangga Top Ten Swedia. Sekaligus, single tersebut juga menjadi lagu bercorak metal pertama yang bertahan selama hampir sebulan. Sementara video klipnya, mencatat request terbanyak di MTV Eropa. Hanya besar di negara-negara Eropa? Tidak juga. Sebab ketika dirilis di Amerika, album In Flames ini berhasil terjual sebanyak 10 ribu keping dan nangkring di deretan Billboard US Top 100.

Adalah Jesper Stromblad, mantan gitaris band Ceremonial Oath yang memulai perjalanan In Flames. Karena ia merasa butuh wadah yang lebih luas untuk menyalurkan kreatifitasnya dalam bermusik, maka ia membentuk In Flames. Album pertama berjudul ‘Lunar Strain’ dirilis pada tahun 1993 oleh label lokal di Swedia, yakni Wrong Again Records.

Pada tahun 1996, In Flames yang kini diperkuat Jesper Stromblad, Anders Friden (vokal), Bjorn Gelotte (gitar), Peter Iwers (bas) dan Daniel Svensson (dram) dikontrak oleh Nuclear Blast Records. Dari label ini, lahir album ‘Jester Race’ (1995), ‘Whoracle’ (1997), ‘Colony’ (1999), ‘Clayman’ (2000), ‘The Tokyo Showdown: Live’ (2001), ‘Tokyo Showdown (live)’ (2001), ‘Reroute to Remain’ (2002) dan ‘Soundtrack to Your Escape’ (2004).

KILLSWITCH ENGAGE
Rombongan metal satu ini memang sejak awal sudah akrab dengan komunitas metal underground. Sebab sebelum dibentuk, Mike D’Antonio, basisnya, adalah pentolan utama sekaligus penulis lagu Overcast, kelompok metal underground yang sudah legendaris.

Salah satu alasannya kemudian membentuk Killswitch Engage karena ia ingin menemukan perpaduan musisi yang bisa bersenyawa mengusung penggabungan corak hardcore dan metal yang lebih melodius. Makanya, ketika Overcast tutup buku, Mike langsung mengajak dramer Adam Dutkiewitz, gitaris Joel Stroetzel dan vokalis Jesse Leach untuk mengibarkan Killswitch Engage.

Debut pertama band ini dijajal di sebuah ajang musik yang juga menampilkan In Flames. Melihat kebrutalan musik mereka, label Ferret lantas meminang Killswitch Engage untuk kontrak rekaman. Pada Juni 2000, album perdana Killswitch Engage pun dirilis.

Setahun kemudian, Killswitch ikut memeriahkan sebuah album kompilasi berjudul ‘Nasty Habits’ yang juga menghadirkan lagu dari God Forbid, Unearth dan Poison the Well. Setelah itu, keberuntungan lain pun menghampiri. Label rekaman khusus rock yang sudah termahsyur, Roadrunner Records ternyata juga tertarik pada penampilan mereka. Pada 2002, album pertama di bawah naungan Roadrunner bertajuk ‘Alive or Just Breathing’ pun dirilis di seluruh dunia. Disusul kemudian album ‘The End of Heartache’ pada tahun 2004.

UNEARTH
Trevor Phipps (vokal), Ken Susi (gitar), Buzz McGrath (gitar), John Maggard (bas) dan Mike Justain (dram) menjual peleburan heavy metal hardcore gaya Amerika dan Eropa dengan imbuhan riff-riff kharismatik yang unik. Olahan inilah yang membuat nama Unearth, kelompok musik asal Massachusetts, Amerika Utara ini cepat membubung di kalangan penikmat musik metal underground.

Makanya, sejak dibentuk pada tahun 1998, bisa dibilang tawaran manggung buat Unearth langsung mengalir. Dengan jadwal yang padat, mereka telah melanglang hingga ke Kanada dan negara-negara Eropa mendampingi band-band seperti Shadows Fall, In Flames, Poison the Well, Hatebreed, Lamb of God, Killswitch Engage, Soilwork, From Autumn to Ashes hingga Chimaira. Bahkan ajang Headbangers Ball Tour (2003) juga disambanginya.

Hingga saat ini, Unearth telah mengantongi empat album, yakni ‘The Stings of Conscience’ (2001), ‘Endless’ (2002), ‘Above the Fall of Man’ (2002), dan ‘The Oncoming Storm’ (2004).

CHILDREN OF BODOM
Konsep musik Children of Bodom lebih mengarah ke black metal. Sesuai dengan namanya, yang diilhami peristiwa pembunuhan massal yang tercatat di sejarah Skandinavia. Children of Bodom sendiri dibentuk di Espoo, Finlandia pada tahun 1993 oleh penyanyi sekaligus gitarisnya, Alexi Laiho dan dramer Jaska Raatikainen.

Perjalanan selanjutnya, untuk melengkapi formasinya, direkrut pula gitaris Alexander ‘Ale’ Kuoppala, basis Henkka Blacksmith serta kibordis Janne Wirman. Dengan formasi ini, Children of Bodom merilis album ‘Something Wild’ yang juga diedarkan di Amerika oleh label Nuclear Blast pada tahun 1998. Album selanjutnya adalah ‘Hatebreeder’ (1999) dan ‘Follow the Reaper’ (2001).

Memasuki album keempat, Children of Bodom pindah ke label Century Media dan merilis ‘Hate Crew Deathroll’ pada tahun 2003. Namun sekitar setahun sebelumnya, band ini sempat pula merilis album konser berjudul `Tokyo Warhearts’, diproduksi oleh Toy’s Factory.

SOILWORK
Berbeda dengan Children of Bodom, Soilwork malah awalnya dibesarkan oleh label Century Media sebelum pindah ke Nuclear Blast. Ketika dinaungi label pertama, band asal Swedia yang mengusung corak ultra-heavy death metal dengan sapuan power-groove riff ala metal Inggris dan Eropa ini merilis album ‘Steel Bath Suicide’ (1998) dan ‘The Chainheart Machine’ (2000).

Namun selanjutnya, pihak Nuclear Blast rupanya tertarik dengan konsep musik band bentukan tahun 1997 ini. Tahun 2001 menandai awal kerjasama keduanya dengan diluncurkannya album ‘A Predator’s Portrait’. Selanjutnya, Soilwork merilis ‘Natural Born Chaos’ (2002), ‘Figure Number Five’ (2003) dan ‘Stabbing the Drama’ (2005).

Ketika pertama kali dibentuk, Soilwork diperkuat oleh vokalis Bjorn ‘Speed’ Strid, gitaris Peter Wiches dan Ola Frenning serta dramer Henry Ranta. Demo pertama yang mereka bikin berjudul ‘In Dreams We Fall Into the Eternal’. Selanjutnya, Soilwork menambah jumlah personel dengan menggaet basis Ola Flink dan kibordis Carlos Del Olmo Holmberg.

DIMMU BORGIR
Perjalanan Dimmu Borgir sudah dimulai pada tahun 1993. Sejak itu, band asal Norwegia ini secara konsisten mengusung aliran black metal yang ditampilkan secara lebih brutal. Namun sebagai variasi, mereka juga menyuplai unsur melankolik ala opera serta trik-trik khusus dari musik industrial.

Geliat Dimmu Borgir dimulai oleh Trio Shagrath (vokal), Erkekjetter Silenoz (gitar) serta Tjodalv, dramer yang juga seorang gitaris. Selanjutnya, masuk pula basis Brynjard Tristan dan kibordis Stian Aarstad saat merilis single ‘Inn I Evighetens Morke’. Namun seiring dengan perjalanan karir Dimmu, formasi personelnya terus mengalami perubahan. Tercatat nama-nama seperti Kovenant, Kimberly Goss, Mustis, dan Aggressor pernah memperkuat band ini.

Tahun 1994, Dimmu Borgir mulai mendapat perhatian internasional saat menggelar tur keliling Eropa. Setelah itu, gaung Dimmu semakin menjadi-jadi. Album mereka yang berjudul ‘Stormblast’ (1996) malah berhasil mendapat perhatian lebih banyak dibanding album milik pengusung band death goth metal lainnya, yakni Emperor dan Cradle of Filth. Setelah ‘Stormblast’, Dimmu Borgir merilis delapan album rekaman, yakni ‘Enthrone Darkness Triumphant’ (1997), ‘Godless Savage Garden’ (1998), ‘Spiritual Black Dimensions’ (1999), ‘Puritanical Euphoric Misanthropia’ (2001), ‘Alive in Torment’ (2002), ‘Death Cult Armageddon’ (2003) dan ‘Sons of Satan/Gather for the Attack’ (2004).

Sabtu, 24 Mei 2008

Trivium, the next Metallica!

Trivium yang dibentuk pertama kali pada tahun 2000 ini sebenarnya sudah pernah merilis album berjudul ‘Ember to Inferno’ (2003). Waktu itu, formasinya cuma dihuni oleh vokalis sekaligus gitaris Matt Heafy, dramer Travis Smith serta basis Brent Young. Ketiganya mendapat sambutan yang cukup bagus lewat usungan garukan cadas ala Metallica awal yang diramu bersama elemen metal yang progresif nan agresif.

Nah, gaung album itulah yang membuat perusahaan rekaman Roadrunner terpikat dan akhirnya mengontrak mereka. Hasilnya, pada Maret 2005 lahirlah album ‘Ascendancy’ yang juga telah diedarkan oleh PT Indo Semar Sakti di Indonesia. Di album ini, Trivium yang berasal dari kawasan Orlando, Florida AS ini mengubah formasinya dengan mengajak basis Paolo Gregoletto (menggantikan Brent) serta gitaris Corey Beaulieu bergabung.

Lewat ‘Ascendancy’ yang mengunggulkan single ‘Pull Harder on the Strings of your Martyr’, seketika nama Trivium melesat ke permukaan. Majalah-majalah musik, khususnya di Amerika, banyak yang memuat artikel tentang mereka. Sekaligus, juga taburan pujian. Bahkan, Trivium disebut-sebut sebagai ‘Metallica generasi baru’ karena adonan musiknya yang tidak cuma mengumbar unsur trash modern, tapi juga menaburkan banyak elemen yang melodik. Tapi seperti yang diakui oleh Travis. Mereka sama sekali tidak keberatan jika dianggap sebagai penerus Metallica. “Adalah sebuah penghargaan yang tinggi buat kami. Metallica adalah band favorit kami sejak awal. Kami bangga bisa menjadi penerusnya, sebab memang itulah yang kami lakukan. Kami memang meramu sound yang trash, namun juga memiliki sisi yang melodik.”

Pengaruh Corey Beaulieu
Ketika diwawancarai oleh SMNnews.com, gitaris Corey Beaulieu menyebut musik ‘Ascendancy’ sebagai karya yang benar-benar keras. Juga jauh lebih cepat dan berat dibanding ‘Ember to Inferno’. “Juga lebih melodik dan sarat ‘semangat perang’. Dan untuk permainan gitar, kami telah mencoba memainkan banyak variasi. Kami tak pernah berhenti pada satu pola saja.”

Khusus untuk gitar, Corey juga mengakui bahwa di beberapa lagu ia banyak terpengaruh oleh racikan aransemen gitar ala Metallica, Megadeth, Slayer hingga Pantera. “Selamanya saya akan selalu mendengarkan Pantera. Dimebag (gitaris Pantera) sangat jenius, man! Sayang kita tak lagi bisa mendengar karya musik dari Pantera atau pun Damageplan.”

Selain band-band tadi, Corey juga melahap hampir semua band metal yang mengetengahkan permainan gitar yang bagus. Guns N’ Roses adalah band pertama yang sering didengarnya, karena ia sangat mengidolai Slash. Namun ketika Corey mendengarkan album Megadeth, ia langsung terpikat pada duet gitar Dave Mustaine dan Marty Friedman. Setelah itu, Corey pun melahap band-band sejenis seperti Metallica, Slayer, Pantera, Iron Maiden hingga Pantera. Corey bahkan juga menyimak permainan gitar Yngwie Malmsteen, dan band-band metal angkatan ‘80-an kayak Motley Crue, Dokken, Warrant, Winger, White Lion, Whitesnake dan Extreme. “Memang sih lagu-lagunya kadang cengeng, tapi permainan gitarnya luar biasa!”

Senin, 28 April 2008

100 Gitaris Metal Terbaik Sepanjang Masa

Majalah gitar dunia, Guitar World pada Maret 2004 menampilkan daftar 100 gitaris metal terbaik sepanjang masa.
"Ini bukanlah daftar ranking siapa yang bisa memainkan gitar tercepat atau dengan rasa sound yang kuat, perasaan atau teknik (walau banyak gitaris di daftar ini memiliki semua hal yang saya sebutkan tadi)," editor majalah ini, Brad Tolinski, menekankan hal ini pada pembukaan daftar ini. "Ini adalah lebih daripada sebuah penghargaan pada gitaris-gitaris yang melakukan hal-hal hebat setiap kali mereka mencolokkannya pada amplifier."
Meski dalam daftar ini terdapat banyak gitaris hebat yang tak diragukan lagi adalah "gitaris top metal " (seperti Kirk Hammet dari Metallica, Slash dari Guns N' Roses, Eddie Van Halen, Tom Morello dan banyak lagi), tapi daftar ini juga memuat beberapa yang dikategorikan bukan gitaris metal, seperti Jimmy Page dari Led Zeppelin, Jimi Hendrix dan Joe Perry. Di sisi lain, daftar ini lebih baik daripada 500 Album Top Sepanjang Masa dari majalah Rolling Stone.
Berikut urutannya:
  1. Tony Iommi (BLACK SABBATH)
  2. Kirk Hammett & James Hetfield (METALLICA)
  3. Angus & Malcolm Young (AC/DC)
  4. Randy Rhoads (OZZY OSBOURNE)
  5. Eddie Van Halen (VAN HALEN)
  6. Jimmy Page (LED ZEPPELIN)
  7. Dimebag Darrell (PANTERA, DAMAGEPLAN)
  8. Zakk Wylde (OZZY OSBOURNE, BLACK LABEL SOCIETY)
  9. Adam Jones (TOOL)
  10. Kerry King & Jeff Hanneman (SLAYER)
  11. Dave Murray & Adrian Smith (IRON MAIDEN)
  12. Jimi Hendrix
  13. Glen Tipton & K.K. Downing (JUDAS PRIEST)
  14. Ace Frehley & Paul Stanley (KISS)
  15. Slash (GUNS N' ROSES)
  16. Ritchie Blackmore (DEEP PURPLE, RAINBOW)
  17. Yngwie Malmsteen
  18. Joe Perry & Brad Whitford (AEROSMITH)
  19. Dave Mustaine & Marty Friedman (MEGADETH)
  20. Chuck Schuldiner (DEATH)
  21. Brian May (QUEEN)
  22. Michael Schenker (MSG, UFO)
  23. Nigel Tufnel (SPINAL TAP)
  24. Jeff Beck
  25. Tom Morello (RAGE AGAINST THE MACHINE)
  26. Head & Munky (KORN)
  27. John Petrucci (DREAM THEATER)
  28. Kim Thayil (SOUNDGARDEN)
  29. Vivian Campbell (DEF LEPPARD)
  30. Daron Malakian (SYSTEM OF A DOWN)
  31. Scott Ian (ANTHRAX)
  32. Tom G. Warrior (CELTIC FROST)
  33. Chris Degarmo & Michael Wilton (QUEENSRYCHE)
  34. C.C. Deville
  35. Marten Hagstrom & Fredrik Thorndendal (MESHUGGAH)
  36. Alex Lifeson (RUSH)
  37. Paul Gilbert (MR. BIG, RACER X)
  38. Jerry Cantrell (ALICE IN CHAINS)
  39. Mantas (VENOM)
  40. Jason Becker (DAVE LEE ROTH)
  41. Phil Collen & Steve Clarke (DEF LEPPARD)
  42. Mikael Akerfeldt & Peter Lindgren (OPETH)
  43. Fast Eddie Clarke (MOTORHEAD)
  44. Nuno Bettencourt (EXTREME)
  45. Warren DeMartini (RATT)
  46. Mick Mars (MOTLEY CRUE)
  47. George Lynch (DOKKEN)
  48. Ted Nugent
  49. Jake E. Lee (OZZY OSBOURNE, BADLANDS)
  50. Rudolf Schenker & Uli John Roth (SCORPIONS)
  51. Oystein “Euronymous” Aarseth (MAYHEM)
  52. Scott Gorham & Brian Robertson (THIN LIZZY)
  53. Steve Vai (DAVE LEE ROTH)
  54. Reb Beach (WINGER, DOKKEN)
  55. Trey Azagthoth (MORBID ANGEL)
  56. John Sykes (THIN LIZZY, BLUE MURDER)
  57. Hank Shermann & Michael Denner (MERCYFUL FATE)
  58. Richie Sambora (BON JOVI)
  59. Jon Donais & Matt Backhand (SHADOWS FALL)
  60. Stephen Carpenter (DEFTONES)
  61. Alex Skolnick & Eric Peterson (TESTAMENT)
  62. Brian Tatler (DIAMOND HEAD)
  63. John Christ (DANZIG)
  64. Scott “Wino” Weinrich (THE OBSESSED)
  65. Pepper Keenan & Woody Weatherman (C.O.C.)
  66. Tommy Victor (PRONG)
  67. Leslie West (MOUNTAIN)
  68. Vernon Reid (LIVING COLOUR)
  69. Glen Buxton & Michael Bruce (ALICE COOPER)
  70. Bjorn Gelotte & Jesper Stromblad (IN FLAMES)
  71. Jim Matheos (FATES WARNING)
  72. Gary Holt & Rick Hunolt (EXODUS)
  73. Donald Buck Dharma Roeser (BLUE OYSTER CULT)
  74. Michael Amott (ARCH ENEMY)
  75. Robert Fripp (KING CRIMSON)
  76. Andre Olbrich (BLIND GUARDIAN)
  77. Joe Satriani
  78. Frank Hannon & Tommy Skeoch (TESLA)
  79. Ty Tabor (KING'S X)
  80. Mark Morton & Will Adler (LAMB OF GOD)
  81. Dino Cazares (FEAR FACTORY)
  82. Pete Townshend (THE WHO)
  83. Jon Schaffer (ICED EARTH)
  84. Timo Tolkki (STRATOVARIUS)
  85. Neil Young
  86. Abbath Doom Occulta (IMMORTAL)
  87. Kai Hansen (GAMMA RAY)
  88. Uffe Cederlund & Alex Hellid (ENTOMBED)
  89. Leigh Stephens (BLUE CHEER)
  90. Jim Martin (FAITH NO MORE)
  91. Michael Romeo (SYMPHONY X)
  92. Bill Steer (CARCASS)
  93. Piggy (VOIVOD)
  94. Tony Bourge (BUDGIE)
  95. Sammy Hagar (VAN HALEN)
  96. Alexi Laiho (CHILDREN OF BODOM)
  97. Akira Takasaki (LOUDNESS)
  98. Michael Angelo
  99. John Kay & Michael Monarh (STEPPENWOLF)
  100. Nick Bowcott (GRIM REAPER)
Bagaimana menurut Anda sendiri?????

Senin, 21 April 2008

Burzum, pionir black metal Norwegia

Burzum adalah proyek musik yang dikerjakan oleh Varg Vikernes (yang dijuluki dengan nama ‘Count Grishnackh’). Dimulai pada tahun 1991 di Bergen, Norwegia dan segera menjadi band terkemuka yang memulai scene black metal Norwegia. Selama tahun 1992 dan 1993, Burzum merekam empat album; namun pada tahun 1994 Vikernes diadili dan dipenjara atas pembunuhan gitaris Øystein ‘Euronymous’ Aarseth dan pembakaran beberapa buah gereja. Saat dalam penjara, Vikernes merekam dua album dalam gaya dark ambient (musik berkaitan dengan lingkungan dalam nuansa gelap). Beberapa kritikus musik membantah bahwa Burzum ikut mempopulerkan aliran musik racist yang disebut juga Nasional Sosialis black metal.

Kata ‘burzum’ berarti ‘kegelapan’ dalam bahasa fiksi yang dibuat oleh J.R.R. Tolkien dalam bukunya, The Lord of the Rings. Musik Burzum mengandung unsur dan karakter umumnya dalam black metal, termasuk distorsi, riff gitar tremolo-picking, pekikan vokal menyayat, dan penggunaan blast beat (pukulan snare drum yang meledak-ledak) dan teknik double bass pada drum. Seluruh album dari band ini dibuat dalam kualitas intensitas rendah. Awalnya musik band ini menunjukkan pengaruh berat pada Tolkien; sebagai contoh, nama ‘Count Grishnackh’ diambil dari karakter orc yang bernama Grishnákh dalam buku Tolkien tersebut. Pilihan nama untuk proyek ini merefleksikan pengaruh ini dan gairah pada kata tak dikenal: ‘Burzum’ yang merupakann kata dalam Bahasa Hitam Mordor yang berarti ‘kegelapan’ (meskipun Vikernes percaya bahwa kaum Pagan mengartikannya sebagai ‘cahaya’ sebagaimana Kristiani mengartikannya sebagai ‘kegelapan’), dan merupakan satu kata yang ditemukan dalam catatan Cincin dari Satu Cincin (bagian akhir dari tulisan Cincin itu “…agh burzum-ishi krimpatul”, atau “…dan dalam kegelapan yang mengikat mereka”). Beberapa lagu awal Burzum mengandung judul seperti ‘En ring til å herske’ (‘Satu Cincin untuk mengatur’); namun, kemudian Vikernes menerangkan bahwa ini lebih condong mengacu pada mitologi Rheingold of Norse ketimbang pada buku Tolkien itu. Seperti yang ia tunjukkan pada album-album selanjutnya, pengaruh mitologi Norse dan kepercayaan Pagan pada diri Vikernes menjadi lebih-lebih nyata. Banyak dari konsep musik Burzum selanjutnya terfokus pada legenda Norse, khususnya pada dua album ambient-nya: Dauði baldrs bercerita khusus tentang legenda kematian Baldr, dan Hliðskjálf bercerita tentang kematian Wotan dan kedatangan Ragnarök (kiamat).

Secara musikal, Burzum bergerak dari black metal mentah primitif ke dalam gaya musik klasik berkaitan dengan keadaan lingkungan yang bernuansa gelap terlihat dari kecenderungannya menggunakan karakter minimalis dan hawa gelap. Musik Vikernes berkarakter ritme hipnotis dengan pengulangan dan struktur lagu yang sederhana; gaya musik ini menjadi ciri khas black metal Burzum dan album-album sejenis. Vikernes menggambarkan Burzum adalah semacam ‘mantera’ atau reinkarnasi dari dunia imajiner dalam sejarah Pagan. Setiap album, klaimnya, telah didesain seperti semacam ‘manteral’ di dalamnya, di mana setiap lagu pembuka berniat membuat pendengar tersihir, kemudian lagu berikutnya menginspirasikan sebuah ‘aspek keadaan tak sadarkan diri’ (trance), dan lagu terakhir membawa pendengar masuk ke dalam ‘dunia fantasi’ (mimpi, bagi pendengar yang jatuh tertidur—Burzum mengandaikannya sebagai musik sore hari). Vikernes menyatakan bahwa tujuan untuk membuat dunia fantas ini datang dari ketidakpuasannya terhadap dunia nyata. Dia juga menyatakan ‘pesan’ Burzum dapat ditemukan pada lirik lagu pertama dalam album pertamanya (‘Feeble Screams from Forests Unknown’).

SEJARAH
Dari tahun 1989, Vikernes bermain di band Old Funeral yang juga merupakan anggota yang akan membentuk band Immortal. Ia bermain sebagai gitaris sampai tahun 1991 saat ia membentuk band-satu-orang-nya, Burzum. Setelah merekam 2 demo, dia menjadi bagian dari scene black metal Norwegia, tertarik pada musik dan ideologinya. Dengan demonya, dia berhasil menarik perhatian Øystein Aarseth dari Mayhem, yang juga pemilik Deathlike Silence Productions. Aarseth kemudian mengontrak Burzum, dan Burzum mulai merekam album debutnya. Menurut otobiografi Vikernes di situsnya, ia berniat merekam album itu dalam kualitas rekaman yang serendah mungkin (ini menjadi ciri khas dari scene black metal Norwegia), namun masih tetap dapat didengarkan. Debut album Burzum dirilis pada tahun 1992, menjadi album kedua yang dirilis oleh Deathlike Silence Productions. Lagu ‘War’ dari album ini menampilkan Euronymous dari Mayhem, yang memainkan solo gitar ‘hanya untuk kesenangan’, menurut Vikernes.

Vikernes mengatakan ia tidak pernah tampil live dengan Burzum, namun satu hal yang menarik bahwa Samoth dari Emperor bergabung sebagai bassis walau hanya tampil dalam album Aske (EP). Kemudian, Erik Lancelot juga direkrut sebagai drummer, namun ia tidak pernah rekaman dalam satu pun lagu Burzum, dan begitu juga Samoth tidak pernah bermain live. Vikernes telah kehilangan keinginannya untuk konser secara live, dan mengatakan bahwa dia ‘tidak pernah menginginkan session-player lagi’. Oleh karena itu, Samoth dan Lancelot pergi dari Burzum. Burzum masih tetap sebagai proyek solo sampai tahun 1994, saat Vikernes ditangkap atas pembunuhan Euronymous dan pembakaran beberapa gereja di Norwegia. Album ‘Det som engang var’ dirilis sebagai album kedua Burzum pada tahun 1993, direkam pada tahun 1992.

Vikernes dipenjara atas pembunuhan Euronymous, gitaris Mayhem, juga atas pembakaran beberapa gereja di Norwegia. Selama dalam penjara, Vikernes merekam dua album dalam gaya dark ambient. Dua album tersebut dirilis dengan judul Dauði baldrs (1997) dan Hliðskjálf (1999).

Segera setelah keluar dari penjara, Vikernes mulai menulis lagu baru, 9 track metal dan dua ambient sebagai intro dan outro, untuk album Burzum selanjutnya. According to Vikernes mentions, several record companies were interested in releasing his first album in eleven years. Dia mengatakan tentang album barunya, “Aku ingin mengambil waktuku, dan membuatnya sebagai jalan yang aku inginkan. Ini tentu saja black metal, dan para penggemar dapat merasakan Burzum yang orisinil.”

Album tersebut aslinya berjudul ‘Den hvite guden’ (The White God), tapi kemudia ia mengganti judulnya dengan ‘Belus’, yang dirilis oleh ‘Byelobog productions’ pada 08 Maret 2010. Album ini juga akan disertai film yang akan dirilis pada tahun 2010, yang mengmbil cerita kehidupan Varg Vikernes pada awal 1990-an. Video ini terinspirasi dari buku ‘Lords of Chaos’, dengan judul film yang sama. Vikernes mengekspresikan penghinaannya yang dalam pada film dan buku tersebut.

DISKOGRAFI
Album studio
Burzum (1992)
Det som engang var (1993)
Aske (1993)
Hvis lyset tar oss (1994)
Filosofem (1996)
Dauði Baldrs (1997)
Hliðskjálf (1999)
Belus (2010)

Demo/promo
Burzum (Demo I) (1991)
Burzum (Demo II) (1991)
Burzum (Promo) (1992)

Album kompilasi
Burzum / Aske (1995)
1992-1997 (1998)
Ragnarok (A New Beginning) (2000)
Anthology (2002)
Draugen (2005)
Lord of Darkness Anthology (2008)

Penampilan lain
Presumed Guilty (1998) (menyumbangkan lagu ‘Et hvitt lys over skogen’)
Gummo soundtrack (1998) (menyumbangkan lagu ‘Rundtgåing Av Den Transcendentale Egenbetens Støtte’)
Fenriz Presents... The Best of Old-School Black Metal (2004) (menyumbangkan lagu ‘Ea, Lord of the Depths’)

Album penghargaan untuk Burzum
Visions: A Tribute to Burzum (2002)
A Man, A Band, A Symbol (2003)
Wotan Mit Uns! (2003)
The Tribute (2005)
Burzum: A Tribute to Count Grishnackh (2005)
Burzum Tribute Attakk (2005)
Triumph und Wille (2006)
Lost Freedom (2007)
A Hungarian Tribute to Burzum: Life Has New Meaning (2008)
Tribute to Burzum: When the Night Falls - Bethlehem Struluckt (2009)

Anggota
Varg Vikernes – vokal, rhythm dan lead guitar, bass, drum, synthesizers (1991–sekarang)
Anggota lainnya
Samoth (Tomas Haugen) – bass dalam album Aske (1992)
Erik Lancelot - drums (1992) (dia tidak merekam materi apapun dari Burzum, sama halnya dengan Samoth tidak pernah tampil live di panggung.)

Tamu
Euronymous (Øystein Aarseth) – solo gitar pada lagu ‘War’ dari Burzum dan gong pada lagu ‘Dungeons of Darkness’ (dari Burzum)

Sabtu, 19 April 2008

Adrian Smith

LATAR BELAKANG
Nama lahir: Adrian Frederik Smith
Tempat, tanggal lahir: 27 Februari 1957 di Hackney, timur London, Inggris
Aliran musik: Heavy metal, rock progresif, hard rock
Pekerjaan: Musisi, penulis lagu
Instrumen yang dikuasai: Gitar, vokal, bass
Tahun aktif: 1975-sekarang
Label: EMI
Band terkait: Urchin, Iron Maiden, The Entire Population of Hackney, ASAP, The Untouchables, Psycho Motel, Bruce Dickinson, Kai Hansen, Michael Kiske
Situs: Iron Maiden
Instrumen kustom: Jackson Adrian Smith San Dimas, Lado Earth

Adrian Frederik Smith adalah seorang musisi Inggris dan satu dari tiga gitaris/penulis lagu di band metal Inggris Iron Maiden. Dia juga membantu sebagai backing vocal pada beberapa lagu, bersama Steve Harris.

BIOGRAFI
Saat masa sekolah, Smith berteman dengan Dave Murray dan membentuk band Urchin di mana Smith berperan sebagai vokal utama dan lead gitar. Smith membeli gitar pertamanya dari Murray, sebuah Woolworths Top 20, dengan harga 5 ‘sugi tembakau’ (kemudian dia mencatnya perak dan menjualnya kembali dengan harga 12 ‘sugi tembakau’, seperti dia katakan di DVD Early Days). Murray keluar dari Urchin untuk bergabung dengan Iron Maiden, band baru dari musisi lokal lain, Steve Harris. Smith masih bersama Urchin, dengan beberapa kesuksesan, sampai akhirnya ikut bergabung dengan Maiden pada awal 1980 dalam pembuatan album Killers (dirilis pada 1981), menggantikan Dennis Stratton. Smith pertama kali menulis lagu untuk Maiden pada album The Number of the Beast (1982), dan menjadi penulis lagu kedua sejak itu (sering bekerjasama dengan Bruce Dickinson), selain Harris. Smith dan Dave Murray menggabungkan permainan dua lead gitar untuk membuat ciri khas musik Iron Maiden. Beberapa duet gitar tersebut tercatat seperti ‘The Duellists’, ‘2 Minutes to Midnight’, ‘The Trooper’, ‘Alexander the Great’ dan ‘Rime of the Ancient Mariner’. Solo gitar Smith dapat ditemukan pada lagu ‘Wasted Years’, ‘Stranger in a Strange Land’ and ‘The Wicker Man’. Solo gitar Adrian biasanya tersusun dengan baik. Permainan legato-nya sangat halus dan cepat, dan secara khas setiap lintasan cepatnya memiliki fungsi musikal dan keterkaitan pada struktur chord di belakang solo-nya, terlihat dari mode dan arpeggio yang lebih sering dibanding lick-lick blues.

Smith merilis solo LP dengan band-nya ASAP (Adrian Smith And Project) berjudul Silver and Gold pada 1989. Bersamaan dengan itu, Smith keluar dari Iron Maiden pada 1990 saat proses rekaman album No Prayer for the Dying baru hendak dimulai, dan ia digantikan oleh Janick Gers. Setelah merilis album eksperimental Somewhere in Time dan Seventh Son of a Seventh Son, Steve Harris memutuskan membawa band kembali ke hard rock tradisional yang bisa didengar dengan nyata dalam album No Prayer for the Dying. Album ini menampilkan satu lagu yang ditulis Smith dengan Bruce Dickinson berjudul ‘Hooks in You’. Bruce Dickinson berkomentar tentang Smith: “Dalam dunia yang dipenuhi oleh gitaris tak bermuka yang semuanya pergi ke sekolah untuk belajar bagaimana melakukannya dan mengakhiri semuanya dan suara-suara musiknya tak dapat dibedakan, Adrian meningkatkan nada dan gaya yang ia miliki dan unik. Tak ada suara musik seperti milik Adrian, dan itu sangat tak ternilai harganya. Suara permainan gitarnya tampak lambat, not-notnya seolah-olah seperti jatuh satu dengan lain tetapi tidak. Anda dapat menahan semua not yang ia mainkan, karena Anda tidak akan pernah tahu ke mana not selanjutnya.”

Bruce Dickinson juga berkata tentang Smith: “Saat ia meninggalkan band pada tahun 1990, aku pikir semua orang terkejut bagaimana kami bisa melepaskan dia dan tentunya, aku tidak berpikir semua orang menyadari betapa banyak fans akan merindukan dia—setiap waktu. Aku tidak akan bergabung kembali dengan Iron Maiden jika dia tidak ada di band. Aku tidak pernah berpikir semua ini akan lengkap tanpa kehadirannya, dan sekarang, sangat bagus memiliki tiga gitaris.”

Pada tahun 1996, Smith bergabung dengan vokalis Helloween, Michael Kiske dalam album solo Kiske, Instant Clarity. Dia memainkan gitar pada seluruh lagu dan juga membantu penulisan beberapa buah lagunya.

Kemudian, Smith membentuk band rock alternatif Psycho Motel. Band ini adalah kelanjutan dari proyek musik sebelumnya yang ia sebut The Untouchables, yang juga terdiri dari anggota band ASAP seperti bassis The Cult, Jamie Stewart. Band ini merekam dua album, State of Mind (1996) dan Welcome to the World (1997). Smith juga bermain dalam album-album Bruce Dickinson, Accident of Birth dan The Chemical Wedding. Pengaruhnya begitu kuat, sebagaimana Smith memainkan rhythm yang berat, tampak nyata setelah kembali ke Iron Maiden.

Pada tahun 1999, Smith bergabung kembali dengan Iron Maiden saat tur ‘Ed Hunter’, rangkaian konser dalam rangka promosi video game dengan nama yang sama. Kemudian setelah itu, Iron Maiden dengan Smith merilis 3 album studio, Brave New World (2000), Dance of Death (2003), dan A Matter of Life and Death (2006). Selanjutnya, ia masih tetap bersama band sampai saat ini.

Dia juga aktif membuat konser derma untuk aktifis organisasi Kesadaran terhadap kanker dan hak-hak pasien, The Maiden Flight, di mana istrinya adalah anggota.

Kehidupan pribadi
Di paruh waktunya, Smith suka memancing, seperti terekam dalam DVD Rock In Rio. Adrian memiliki istri bernama Nathalie, dan tiga orang anak, satu putra Dylan Smith (lahir pada tahun 1989) dan dua putri kembar Natasha Smith dan Brittany Smith (lahir pada tahun 1991).

Gaya bernyanyi
Semenjak bergabung dengan Maiden pada 1981, Smith melengkapi backing vocal di band, tapi dia juga menjadi lead vocal untuk beberapa bandnya yang lain (Urchin, ASAP, The Untouchables). Suaranya jarang terdengar nyata dalam Iron Maiden meski ia menjadi vokal utama pada lagu Reach Out, B-Side dari singel ‘Wasted Years’, dengan backing vocal Bruce Dickinson.

Smith memiliki gaya vokal yang santai dengan nada serak-serak yang mengingatkan kita pada Joe Cocker muda dan Paul Carrack. Tipe suaranya mungkin cenderung bariton.

Peralatan
Gitar
Smith biasanya menggunakan Jackson signature-nya 'San Dimas' Dinky, namun dia juga menggunakan bermacam jenis gitar selama karirnya termasuk beberapa model Dean, beberapa model Jackson termasuk jenis Randy Rhoads, Fender Stratocasters (termasuk tiga Fender Floyd Rose Classic Stratocasters; satu di antaranya memiliki pickup roland MIDI), Gibson Les Paul, Gibson Explorer, Gibson SG, Ibanez Destroyer and Lado Gitar. Pada DVD A Matter of Life and Death, dia mengatakan gitar pertama yang pantas ia beli adalah Gibson Les Paul Goldtop yang mana dia membelinya seharga £235 saat ia berumur 17. Dia masih menggunakannya dan berkata, “ini mungkin masih gitar terbaik yang aku miliki.”

Pada Agustus 2007, Adrian Smith di-endorse oleh Jackson Gitar, pabrik gitar pertama yang meng-endorse-nya setelah lebih dari 15 tahun. Dari Jackson inilah dia memiliki model Adrian Smith San Dimas DK. Dengan begitu, dia juga bisa menggunakan gitar Jackson model lain, seperti King V selama bersama proyek band solo Bruce Dickinson, sebelum dia beralih ke Fender.

Pedal efek, kontroler dan prosesor
Dunlop Uni-vibe Wah Controller
Yamaha MFC10 Midi Foot Controller
Digitech Whammy Pedal
Ibanez TS-9 Tube Screamer
Mike Hill B.I.S. Isolation hole

Amplifier
Dua 300-Watt Marshall 1960A Angled-Front 8x12 Cabs dengan 75-Watt Celestion G12-T75 Speakers
Dua Marshall 30th Anniversary 6100LM 100-Watt All-Tube Heads (tidak diproduksi lagi)
Satu amplifier 1961 William Henderson Atom

Unit dan tuner
Shure U4 Wireless Receiver
Whirlwind Multi-Selector 4-Channel Selector
Dunlop DCR-1SR Rack Wah
Peavey Tubefex Tube Preamp & Multi-Fx Unit

DISKOGRAFI
Urchin
Black Leather Fantasy (1977)
She's A Roller (1977)
Urchin (2004) - Best of/Compilation
Iron Maiden